Jika user ingin mencari suatu
informasi dari suatu situs, pencarian adalah cara yang dapat mempermudah user
untuk menemukan informasi dari situs yang dimaksud. Namun jika situs yang
digunakan malah menghambat proses pencarian tentu ini akan mempersulit user.
kendala |
Analisis mengenaiSearch
Usability dimulai dengan menganalisis ketersediaan Search Box. Pada website dpr.go.id search box terdapat di bagian sudut kanan atas dari page halaman. Search box ini terdiri dari text box dan
icon disebelah kanannya.
Bentuk icon pada search box ini tidak biasa atau cukup
aneh bagi pengguna yang “awam” atau kurang berpengalaman hingga mengakibatkan
kebingungan bagi user. Pada text box telah terdapat kalimat, yaitu “Pencarian..”.
Hal ini dapat membuat rumit pencarian dan tidak efektif.
tampilan search box |
Search
Box pada web DPR RI ini terdapat
di beberapa menu utama diantaranya adalah Halaman Utama, Bantuan, dan TV
Parlemen, namun tidak terdapat di menu
utama yang lain seperti E-Mail DPR dan LPSE.
Jika user meng-klik
menu LPSE, user akan dibawa ke halaman LPSE dengan membuka tab baru. Pada halaman
ini tidak terdapat SearchBox dan
tombol Back, jika pengguna kehilangan
arah ketika melakukan browsing , maka pengguna akan melakukan beberapa langkah
lebih banyak untuk melakukan pencarian. Langkah-langkah tersebut sebenarnya
tidak dibutuhkan.
me-link ke LPSE |
Selanjutnya adalah hasil dari pencarian. Langkah awal
yang harus dilakukan pengguna untuk melakukan pencarian adalah dengan menuju
search box , lalu mengetikkan istilah,kata atau kalimat yang ingin dicari.Berdasarkan aturan search
usability yang didapat dari situs
www.userfocus.co.uk/resources/searchchecklist.html, pencarian harus
mengikut poin-poin berikut. Pertama, search
box pada halaman hasil pencarian masih menampilkan kata atau kalimat yang
diinputkan ke text box. Hal ini berguna bagi user ketika user ingin mengetahui apa yang sedang mereka cari. Misal
mencari komisi v:
Kedua,
hasil pencarian harus memiliki relevansi yang terurut dari yang paling baik.
Website ini menampilkan hasil pencarian yang kurang baik karena hasil pencarian
yang adalah berapa banyak literal pada
dokumen yang cocok dengan kalimat query. Banyaknya literal yang cocok pada
suatu dokumen, belum tentu relevan bagi user.Misal mencari informasi tugas
komisi v, hasil pencariannya adalah: (yang ditampilan hanya perkata saja)
Ketiga,
jika hasil pencarian tidak menghasilkan apa-apa, sistem harus dapat memperbaiki
query-nya. Web DPR ini tidak dapat menangani jika ada kesalahan penulisan
akibatnya tidak ada hasil yang ditampilkan. Keempat, sistem pencarian harus
dapat memfasilitasi inputan kosong dari pengguna. Secara garis besar, website
ini sudah memenuhi fasilitas tersebut. Jika pengguna menginputkan string kosong
pada search box, hasil pencarian pun juga akan kosong. Kelima, tidak ada
duplikasi hasil dari pencarian. Untuk poin ini, website DPR belum cukup memenuhi.
Hasil pencarian masih ada yang terduplikasi.
Keenam, sistem harus dapat mengurus masalah spell checking. Website DPR
cukupmemiliki fasilitas untuk
memperbaiki kata plural. Misal, pencarian dari kata “video” dengan “videos” sama-sama ditampilkan.
DESAIN PERBAIKAN