Tulisan ini mengulas tentang
beberapa kesalahan terbesar dalam web
design yang paling sering terjadi. Kesalahan-kesalahan
ini bukan hanya membuat user harus berpikir lebih keras untuk menggunakan
website yang bersangkutan, tetapi juga menjadikan tidak terpenuhinya kebutuhan
user sehingga web tersebut ditinggalkan begitu saja oleh user untuk beralih ke
web yang lebih memudahkan user. Terdapat sepuluh kesalahan terbesar dalam web
design yang akan diulas dalam tulisan ini, diantaranya:
1. Bad Search
Masalah yang dimaksud adalah ketika
mesin pencari memprioritaskan hasil sebenarnya berdasarkan jumlah istilah yang sering muncul mereka, bukan
berdasarkan tingkat kepentingan masing-masing dokumen. Jauh lebih baik jika
mesin pencari memanggil hasil terbaik di bagian atas daftar - terutama untuk
permintaan penting.
Selain itu, mesin pencari yang buruk
adalah ketika mesin pencari tersebut tiadak dapat menangani kesalahan
pengetikan, plurals, tanda hubung atau varian lain dari istilah permintaan, sebagai
contoh:
Pada web imdb.com tersebut, ketika user mencari video
ditampilkan hasil hingga 387 yang
ditampilkan langsung dalam satu halaman, tanpa menggunakan paging
Ketika ada kesalahan pengetikan(misal: video,/), mesin
pencari tidak dapat mengatasinya dan tidak dapat menampilkan hasil apapun.
User
tidak menyukai membaca informasi yang dicari pada saat browsing jika sesuatu
yang dibaca dalam bentuk file pdf. Hal ini tentu akan menambah waktu tunggu
user pada waktu membuka file pdf tersebut dan file pdf ini sulit untuk dinavigasi.
Sebagai
contoh, saat user mengunjungi Consumer
Notice pada msy.com.au yang terdapat tepat dibawah menu search, halaman yang terbuka adalah
halaman yang berisi file pdf tersebut.
Add caption |
Setelah menunggu lama,
berikut hasilnya:
Website
yang baik adalah ketika user dapat
membedakan antara link yang telah dikunjungi dan belum dikunjungi dengan
ditandai adanya perbedaan warna. Ketika link yang dikunjungi tidak berubah
warna, pengguna menunjukkan disorientasi navigasi dan secara tidak sengaja
mengunjungi kembali halaman yang sama berulang kali.
Dalam
website: nyfa.edu berikut ini, ketika user mengunjungi salah satu link,
misalnya film school programs, dan
kemudian kembali ke home, tidak ada
perubahan warna yang menandakan user telah mengunjungi film school programs sehingga tidak jarang user kembali mengunjungi
link yang sama berulang kali.
Salah
satu contoh web yang dapat melukiskan masalah ini adalah gordonwaynewatts.com,
dengan mengunjungi situs ini user akan dipaksa untuk melihat kumpulan deretan
huruf-huruf yang membosankan, tidak ada subjudul, dan semua yang ada terkesan
datar.
5. Fixed Font
Size
Website dengan ukuran font
yang kecil dan ukuran font pada
website tersebut tidak dapat diubah atau tidak terpengaruh dengan pengaturan
resize font yang terdapat di browser,
dapat mempersulit user yang berusia lebih dari 40 tahun yang
mengalami kesulitan membaca huruf-huruf berukuran kecil. Hal ini seakan menyiksa
user dan membuat user enggan mengakses website tersebut.
Berikut ditampilkan contoh
website yang ukuran font dapat disesuaikan dengan kebutuhan pengguna,
stumbleupon.com
Setelah diresize:
Berikut ini contoh website
yang tetap mempertahankan ukuran font-nya
walau telah diubah ukurannya pada web
browser setting,
6. Page Titles
with Low Search Engine Visibility
Jika
user ingin mencari suatu informasi dari suatu situs, pencarian adalah cara yang
dapat mempermudah user untuk menemukan situs yang dimaksud. Judul halaman yang
terkandung dalam tag HTML hampir selalu digunakan sebagai sesuatu yang
dimasukkan untuk listing pada halaman hasil mesin pencari (SERP). Search engine
biasanya menunjukkan 66 karakter pertama atau lebih dari judul, sehingga
benar-benar microcontent.
Judul
halaman juga digunakan sebagai entri default dalam Favorit ketika user ingin
mencari suatu situs. Oleh karena itu, judul harus menonjol agar membawa
informasi-kata yang menjelaskan secara spesifik apa pengguna akan menemukan
pada halaman tersebut.
Berikut bps.go.id sebagai contoh
Ketika
user mencari badan pusat statistik, yang ditampilkan pada hasil pencarian bukan
judul dari website yang dimaksud tetapi Statistik Indonesia
7. Anything that Looks Like an Advertisement
Desain
tampilan msy.com.au seperti jajaran sebuah iklan di bagian tengah atas dengan
pergerakan yang sering terjadi, padahal berisi informasi dari web tersebut
sehingga user enggan memperhatikan bagian tersebut.
8. Violating Design Conventions
Tampilan halaman awal
pandminc.com tersebut tidak biasa karena langsung disuguhkan dengan “aksi”
flash yang tidak berarti dan hanya membuat user bingung harus melakukan apa.
Ternyata cara untuk
melanjutkan mengakses web tersebut, user harus meng-klik engage site yang letaknya di sudut kiri bawah web tersebut
dengan tampilan font yang kecil tidak dapat menarik perhatian user sehingga
membuat user bingung.
9. Opening New
Browser Windows
Bahwa saat user meng-klik sesuatu pada halaman web,
sementara web tersebut menyambungkan ke halaman lain tetapi dengan membuka
windows atau ke tab yang baru, keadaan tersebut menjadi suatu masalah bagi
user. Hal ini membuat layar seakan-akan penuh ditambah lagi tidak ada tombol Back yang merupakan cara normal kembali
ke situs sebelumnya. Link yang seperti ini melemahkan pemahaman penggunaan
sistem. Contoh pada toko-elektronik.com
Ketika
meng-klik gambar, akan dibuka tab baru, setiap mengunjungi link yang berbeda
akan dibuka tab yang baru.
10. Not
Answering User’s Questions
User
mengunjungi situs karena ada sesuatu yang ingin mereka capai - bahkan mungkin
membeli produk. Kegagalan utama sebuah situs web adalah gagal untuk memberikan
pengguna informasi yang cari.
Berikut
ini adalah contoh website yang tidak dapat memenuhi tujuan user karena tidak
ada penjelasan bagaimana caranya berbelanja di imammuslim.com, sehingga tidak
menutup kemungkinan user akan mengurungkan niatnya untuk membeli produk dari
web tersebut.
Tidak ada komentar:
Posting Komentar